Ia adalah seorang lelaki berkulit hitam dan bertubuh tinggi kurus. Semula ia seorang budak belian yang tiada berharta. Ia bekerja sebagai penggembala unta dengan upah dua genggam kurma.
Dalam keadaan tak berpakaian ia dibaringkan di atas bara agar ia meninggalkan agamanya. Tetapi ia bertahan dengan keyakinannya. Di tengah teriknya matahari yang panas di gurun pasir, ia di lemparkan ke sana dan di dijatuhkanlah batu besar ke dadanya hingga menindih tubuhnya. Siksaan itu tiada lain agar ia berpaling dari Rabb-Nya. Akan tetapi tak sepatah kata pun ia ucap kecuali " Ahad.. Ahad.."
Penyiksaan itu dilakukan hingga matahari tenggelam. Setelah itu badannya ditegakkan, lehernya diikat lalu diseret dan digiring keliling bukit dan jalan-jalan kota. Namun bibirnya tak lekang berucap "Ahad, yang berarti Esa, Rabb yang Esa.
Itulah sebabnya Islam menganugerahkan kepadanya kedudukan menjadi sahabat Rasulullah yang mulia. Dialah Bilal bin Rabah, muazin Rasulullah yang memiliki kekuatan aqidah yang menghujam. Sungguh kekuatan iman dan cahaya kebenaran telah menembus relung jiwanya. Hingga siksaan seberat itu ia kuasa menahannya. Sepanjang hidupnya ia korbankan untuk kemuliaan Islam. Ia bernadzar untuk menyerahkan sisa hidup dan usianya dalam perjuangan jihad fi sabilillah ( berjuang di jalan Allah ).
Hitam legam tubuhnya dan kekurangan fisiknya tak ada artinya dibanding dengan prestasi keimanan dan ketaqwaannya. Karena itulah dirinya dijamin dengan surga. Bahkan terompahnya pun terdengar oleh Rasulullah di surga. Maha Suci Allah yang menilai seseorang dengan sebenar-benar penilaian. Bukan warna kulit, rupa dan raga, melainkan iman, taqwa dan akhlaq mulia... Subhanallah
Dalam keadaan tak berpakaian ia dibaringkan di atas bara agar ia meninggalkan agamanya. Tetapi ia bertahan dengan keyakinannya. Di tengah teriknya matahari yang panas di gurun pasir, ia di lemparkan ke sana dan di dijatuhkanlah batu besar ke dadanya hingga menindih tubuhnya. Siksaan itu tiada lain agar ia berpaling dari Rabb-Nya. Akan tetapi tak sepatah kata pun ia ucap kecuali " Ahad.. Ahad.."
Penyiksaan itu dilakukan hingga matahari tenggelam. Setelah itu badannya ditegakkan, lehernya diikat lalu diseret dan digiring keliling bukit dan jalan-jalan kota. Namun bibirnya tak lekang berucap "Ahad, yang berarti Esa, Rabb yang Esa.
Itulah sebabnya Islam menganugerahkan kepadanya kedudukan menjadi sahabat Rasulullah yang mulia. Dialah Bilal bin Rabah, muazin Rasulullah yang memiliki kekuatan aqidah yang menghujam. Sungguh kekuatan iman dan cahaya kebenaran telah menembus relung jiwanya. Hingga siksaan seberat itu ia kuasa menahannya. Sepanjang hidupnya ia korbankan untuk kemuliaan Islam. Ia bernadzar untuk menyerahkan sisa hidup dan usianya dalam perjuangan jihad fi sabilillah ( berjuang di jalan Allah ).
Hitam legam tubuhnya dan kekurangan fisiknya tak ada artinya dibanding dengan prestasi keimanan dan ketaqwaannya. Karena itulah dirinya dijamin dengan surga. Bahkan terompahnya pun terdengar oleh Rasulullah di surga. Maha Suci Allah yang menilai seseorang dengan sebenar-benar penilaian. Bukan warna kulit, rupa dan raga, melainkan iman, taqwa dan akhlaq mulia... Subhanallah
0 komentar:
Posting Komentar