Semangat Kemerdekaan Tak Lepas dari Ajaran Islam

Assalamu'alaykum

Sebagian orang menyebut bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan. Sebutan itu dikarenakan pada bulan ini, tepatnya tanggal tujuh belas merupakan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berbulan bulan lamanya BPUPKI dan PPKI mempersiapkan kemerdekaan negara Indonesia. Banyak pihak saling membantu dan membahu hingga pada detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Indonesia.

Ir. Soekarno dan Moh Hatta merupakan dua tokoh yang sejak awal memiliki peran penting terhadap kemerdekaan. Namun mereka tak sendiri, dibelakang mereka terdapat ulama-ulama besar yang mendampinginya. Mereka berusaha untuk memproklamasikan kemerdekaan dengan landasan Firman Allah pada surat Al-Isra ayat 81, berikut



Setelah melalui proses yang begitu panjang, akhirnya pada 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Moh Hatta memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia. Namun ternyata pemilihan tanggal tujuh belas oleh Ir. Soekarno memiliki makna yang sangat erat dengan ajaran Islam.
Pada tanggal 17 Ramadhan Allah Subhanahu wa ta'ala menurunkan Al-Qur'an kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Begitu juga dengan jumlah bilangan rakaat sholat fardhu dalam sehari semalam yang berjumlah 17.
Ini membuktikan bahwa Islam ada dibalik berdirinya negara Indonesia ini.

Douwes Dekker pernah mengatakan: "Kalau tidak ada semangat Islam di Indonesia,sudah lama kebangsaan yang sebenarnya lenyap dari Indonesia"

Tak hanya itu, lini depan pasukan Indonesia juga dipimpin oleh ulama-ulama besar seperti Jenderal Soedirman dan Bung Tomo. Indonesia patut bersyukur karena dari awal kita telah memiliki landasan orang-orang yang memiliki sifat nasionalis-santri. Sifat tersebut telah dibuktikan oleh Bung Tomo yang mengatakan "Kita bersyukur Allah telah mengajarkan kita untuk bertakbir" karena dengan takbir yang dipimpin oleh Bung Tomo, bambu runcing dapat mengalahkan senjata otomatis dari lawan.

Sebagai umat Islam dan warga negara yang baik kita dituntut untuk melaksanakan pendidikan bela negara. Karena mencintai tanah air juga merupakan salah satu dari iman dan ibdah.

Allah Yang Menjamin Rezeki Kita, Hikmah Dari Cerita Nabi Sulaiman

Kisah Nabi Sulaiman memohon ijin untuk memberi makan Makhluq yang ada di dunia barang sehari saja.semoga bisa kita ambil hikmahnya.Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman menyampaikan sebuah munajat kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagai Nabi yang telah diberi keleluasaan untuk menguasai bangsa jin, hewan dan angin, serta dianugerahi harta kekayaan yang berlimpah, telah membuat Nabi Sulaiman merasa bahwa ia sanggup memberi makanan kepada setiap makhluk yang menjadi penduduk di kerajaannya.

Oleh karena itu, ia bermunajat kepada Allah agar diberi izin untuk memberi makan pada setiap makhluk yang ada di kerajaannya selama satu tahun penuh.Allah Taala kemudian menjawab munajat Nabi Sulaiman tersebut dengan berfirman: "Engkau sekali-kali tak akan dapat melakukan haJ itu." Akan tetapi Nabi Sulaiman tetap bersikeras. Ia memohon kepada Allah agar diberi izin untuk membagikan makanan kepada seluruh makhluk hanya dalam tempo sehari saja. Maka Allah mengizinkan kepada Nabi Sulaiman melakukan hal itu untuk membuktikan kekuasaan-Nya.

Nabi Sulaiman segera melaksanakan hajatnya itu. Ia memerintahkan kepada anak buahnya agar membuat hidangan makanan yang jumlahnya memenuhi sebuah lapangan yang sangat besar. Saking besarnya lapangan itu, sampai-sampai dituturkan dalam riwayat tersebut, bahwa panjang hidangan makanan itu mencapai perjalanan satu bulan. Demikian pula halnya dengan jumlah ukuran lebarnya.Setelah mempersiapkan hidangan yang sangat banyak itu, Nabi Sulaiman memerintahkan kepada semua makhluk untuk mengelilingi hidangan itu, agar tidak menjadi rusak.

Usai Nabi Sulaiman menyiapkan segala sesuatunya, Allah berfirman kepadanya: "Makhluk manakah yang akan engkau suruh mulai menyantap makanan itu terlebih dahulu?"
Nabi Sulaiman menjawab: "Aku mohon agar Engkau menghadapkan penduduk darat dan sekaligus penduduk laut agar menyantap hidangan ini terlebih dahulu." Namun Allah tak segera menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Sulaiman tersebut. Allah hanya mendatangkan seekor ikan yang besar saja dari sekian banyak ikan yang hidup di laut.Ikan besar itu pun diletakkan Allah di hadapan hidangan yang telah disajikan oleh Nabi Sulaiman. Selanjutnya, ikan itu mengangkat kepalanya dan berbicara kepada Nabi Sulaiman."Hai Sulaiman., 

Sesungguhnya Allah telah menjadikan rezekiku berada di tanganmu hari ini," ujar ikan itu."Ambillah makanan itu hingga engkau merasa kenyang," kata Nabi Sulaiman. Ikan itu pun segera melahap hidangan yang telah disiapkan oleh Nabi Sulaiman. Hanya dalam hitungan detik, seluruh hidangan itu habis dilahap oleh sang ikan. Setelah hidangan habis, ikan itu berkata:"Hai Sulaiman, sesungguhnya aku belum merasa kenyang, meski telah menyantap seluruh hidangan yang engkau sajikan."Melihat kejadian itu, Nabi Sulaiman menjadi tersadar, bahwa sesungguhnya hanya Allah sajalah yang dapat memberi rezeki kepada seluruh makhluk-Nya hingga mereka merasa kenyang.
Sedangkan Nabi Sulaiman yang sudah menyiapkan makanan begitu banyak dan dengan susah payah, pada akhirnya toh tak dapat membuat satu ekor ikan pun merasakan kenyang.Apalagi jika ia menyuguhkan makanan kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. 

Tentunya, ia pun akan merasa sangat lelah dan tak mampu. Bahkan, untuk makanan seekor ikan saja, sang ikan tetap belum merasa kenyang dalam satu kali makan.Apalagi jika ia harus menyiapkan makanan untuk satu hari bagi ikan itu dan seluruh makhluk yang ada di bumi. Maka, sudah barang tentu, tak ada daya dan kekuatan pada seorang makhluk pun untuk dapat memberi rezeki kepada makhluk lainnya.
Hanya Allah Zat Yang Maha Memberi rezeki sajalah yang mampu melakukannya dengan sangat sempurna.Nabi Sulaiman pun akhirnya jatuh tersungkur dan bersujud di hadapan Allah. Ia menyadari betul di mana letak kelemahan- nya sebagai makhluk, yang notabene tak akan dapat melakukan sesuatu pun kecuali atas kehendak dan rahmat Allah. Dalam sujudnya itu, Nabi Sulaiman berkata: "Mahasuci Allah, Zat yang telah menanggung rezeki bagi seluruh makhluk yang diberi rezeki, tanpa Dia merasakannya sama sekali."Disadur dari buku Mutiara Hikmah, Kisah Para Kekasih Allah, karya Ummi Alhan Ramadhan Mazayasyah, Penerbit Darul Hikmah

Muhammadiyah Tetapkan Lebaran 2013 Jatuh Pada 8 Agustus, Bagaimana Pemerintah?

Assalamu'alaykum

Awal puasa ramadhan tahun 2013 ini, umat muslim di Indonesia kembali mengalami perbedaan yakni antara warga Muhammadiyah dan juga keputusan yang diambil oleh Pemerintah. Sementara untuk jatuhnya Hari Raya Idul Fitri, belum dapat dipastikan apakah akan Lebaran bersamaan atau kembali berbeda.

Namun, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa tanggal 8 Agustus 2013 adalah Tanggal 1 Syawal, atau datangnya perayaan Idul Fitri 1434 Hijriah.
Seperti yang dilansir Detikcom, Din Syamsuddin selaku Ketua PP Muhammadiyah telah menegaskan bahwa ketetapan Idul Fitri yang akan berlangsung pada tanggal 8 Agustus telah diambil, jadi Warga Muhammadiyah akan merayakan Lebaran pada tanggal 8 Agustus bulan ini.
Menurutnya, jatuhnya tanggal 8 Agustus sebagai Hari Raya Idul Fitri telah diambil berdasarkan perhitungan ilmiah. Yaitu sudah ada konjungsi matahari, sehingga tidak diperlukan lagi melihat hilal karena sudah diperhitungkan.

Din juga mengatakan jika terdapat perbedaan dengan Pemerintah mengenai jatuhnya Lebaran 2013 kali ini, dirinya meminta agar perbedaan tersebut tetap dihargai.
Sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Nahdatul Ulama (NU) baru mendapatkan jadwal sidang isbat yang akan dilaksanakan tanggal 7 Agustus. Seperti yang dikatakan Sekretrais Bimas Islam Kementrian Agama kepada Merdeka (31/7).
Selain itu, akan dilakukan pemantauan rukyatul hilal di beberapa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia sebelum sidang isbat dilaksanakan. Amin menegaskan, ingin mendapatkan hasil yang benar-benar aktual.

Kepastian Hari Raya Idul Fitri dari Pemerintah, secara resmi baru akan diumumkan setelah sidang isbat yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus nanti selesai. Berbeda ataupun tidak, semoga ukhuwah tetap terjaga, karena hal ini sudah berlangsung bertahaun-tahun tanpa ada solusi yang pasti dari pihak-pihak terkait.