12 Golongan yang di Doakan oleh Malaikat

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci....
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci". (HR Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
"Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia' (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf" (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan 'aamin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (HR Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
"Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
"Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no.9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan' (HR Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.
"Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa "sunnah" (HR Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (HR Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily).

Semoga kita termasuk dalam golongan tersebut. Aamiin

Bilal bin Rabbah

Ia adalah seorang lelaki berkulit hitam dan bertubuh tinggi kurus. Semula ia seorang budak belian yang tiada berharta. Ia bekerja sebagai penggembala unta dengan upah dua genggam kurma.

Dalam keadaan tak berpakaian ia dibaringkan di atas bara agar ia meninggalkan agamanya. Tetapi ia bertahan dengan keyakinannya. Di tengah teriknya matahari yang panas di gurun pasir, ia di lemparkan ke sana dan di dijatuhkanlah batu besar ke dadanya hingga menindih tubuhnya. Siksaan itu tiada lain agar ia berpaling dari Rabb-Nya. Akan tetapi tak sepatah kata pun ia ucap kecuali " Ahad.. Ahad.."

Penyiksaan itu dilakukan hingga matahari tenggelam. Setelah itu badannya ditegakkan, lehernya diikat lalu diseret dan digiring keliling bukit dan jalan-jalan kota. Namun bibirnya tak lekang berucap "Ahad, yang berarti Esa, Rabb yang Esa.

Itulah sebabnya Islam menganugerahkan kepadanya kedudukan menjadi sahabat Rasulullah yang mulia. Dialah Bilal bin Rabah, muazin Rasulullah yang memiliki kekuatan aqidah yang menghujam. Sungguh kekuatan iman dan cahaya kebenaran telah menembus relung jiwanya. Hingga siksaan seberat itu ia kuasa menahannya. Sepanjang hidupnya ia korbankan untuk kemuliaan Islam. Ia bernadzar untuk menyerahkan sisa hidup dan usianya dalam perjuangan jihad fi sabilillah ( berjuang di jalan Allah ).

Hitam legam tubuhnya dan kekurangan fisiknya tak ada artinya dibanding dengan prestasi keimanan dan ketaqwaannya. Karena itulah dirinya dijamin dengan surga. Bahkan terompahnya pun terdengar oleh Rasulullah di surga. Maha Suci Allah yang menilai seseorang dengan sebenar-benar penilaian. Bukan warna kulit, rupa dan raga, melainkan iman, taqwa dan akhlaq mulia... Subhanallah

Tahlilan Menurut Islam

Assalamu'alaykum

Mungkin masalah ini sudah sangat sangat sering di bahas di beberapa forum diskusi agama. Tapi, diantara diskusi-diskusi tersebut seringkali membawa hasil yang berbeda satu sama lain. Disini kami hanya ingin memberi referensi mengenai hal ini.

Tahlilan atau selamatan (walimah/walimatul) ini seringkali di lakukan oleh masyarakat Indonesia. Ada yang menganggap hal ini senagai Bid'ah Dholalah atau bid'ah yang tercela. Ada juga yang menganggap ini sebagai bid'ah khasanah atau bid'ah yang baik, dengan kata lain mereka memperbolehkan kita melakukan hal ini.
Asal usul tahlilan sendiri adalah berasal dari ajaran Para Wali Songo (Wali 9/9Waliyullah) yang berasal dari tanah jawa. Mereka memperkenalkan ajaran ini ke masyarakat dengan tujuan mendoakan seseorang yang telah meninggal sekaligus mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam agama Islam tanpa ada paksaan. Kita tentu tidak boleh seenaknya sendiri mengatakan ajaran ini salah tanpa ada dasarnya, ilmu para waliyullah ini jauh lebih tinggi daripada ilmu kita sebagai HAMBA PENDOSA.
Dalam beribadah, kita harus melihat guru kita, bukan dari menukil kitab karangan itu, ini, atau dia.

Saya punya kisah, silakan disimak
Disebuah desa di daerah Banyuwangi, terdapat seorang Kyai yang cukup disegani dan memiliki lembaga pendidikan dengan jumlah santri yang cukup banyak, sebut saja Kyai Fulan. Kyai Fulan, tampaknya kurang begitu puas dengan ilmu yang diperoleh dari berbagai pondok pesantren yang pernah ia singgahi waktu muda dulu. Dia mempunyai seorang putra yang ia gadang-gadang menjadi penggantinya kelak jika ia sudah menghadap Sang Pencipta.
Sebagai calon pengganti si Anak -sebut saja Gus Zaid- ia ‘titipkan’ pada lembaga-lembaga pendidikan agama yang dibilang favorit di negeri ini. Dikatakan favorit, karena lembaga ini dikelola dengan manajemen yang rapi, dan moderen, juga ditangani oleh guru-guru yang ‘alim’ lulusan universitas-universitas di Arab Saudi, negara tempat Islam dilahirkan.

Saat Gus Zaid masih dalam penyelesaian pendidikannya di lembaga favorit itu, Kyai Fulan wafat. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Gus Zaid pun diminta pulang oleh keluarganya.
Seperti lazimnya adat kalangan NU, upacara pemakaman Kyai Fulan dilakukan dengan tradisi-tradisi yang indentik dengan kalangan nahdliyin. Ketika Gus Zaid sampai di rumah dan melihat acara pemakaman yang sedang berlangsung, ia kaget dan menahan amarah, karena semua acara yang dilaksanakan dianggapnya bid’ah. Tapi saat ini ia mampu bersabar.
Saat seorang Kyai tetangga yang juga teman Kyai Fulan, –sebut saja Kyai Umar– memberikan sambutan atas nama wakil tuan rumah, ketika jenazah akan diberangkatkan, setelah bicara ini dan itu, ia menyampaikan bahwa nanti malam sampai malam ke-7 kematian Kyai Fulan akan diadakan acara tahlilan setelah maghrib. Mendengar hal itu, Gus Zaid yang semenjak kedatangannya sudah memendam amarah dan kebencian, tanpa ba bi bu, ia langsung menyambar mikrofon dari Kyai Umar dan berkata: “Tidak ada tahlil bagi bapakku malam nanti. Tahlil adalah bid’ah dan doa orang yang masih hidup untuk orang yang telah meninggal dunia tidak sampai, wa an laysa lil insani illa ma sa’a. Sekian terima kasih!”. Lalu ia berikan lagi mikrofon itu kepada Kyai Umar.
Para pelayat tersentak kaget. Kyai Umar hanya tersenyum dan melanjutkan sambutannya. “Benar saudara-saudaraku sekalian, wa an laysa lil insani illa ma sa’a. Karena Gus Zaid sudah mengatakan demikian, maka nanti malam dan seterusnya tahlil tidak diadakan. Sekarang mari kita berdoa semoga Kyai Fulan di siksa dalam Kubur!. Semoga dosa-dosa tidak terampuni, semoga dia menjadi bahan bakar api neraka dan tidak pernah dimasukkan ke dalam Surga!”.
Para pelayat serentak meneriakkan, “Amiiiiin!”.
Gus Zaid: “?????”. “Kok mendoakan begitu untuk bapakku”.
Kyai Umar dengan enteng menjawab: “Kan Allah berfirman, wa an laysa lil insani illa ma sa’a?”.
Gus Zaid: Ya sudah nanti malam tahlilan…..!
 ____________________________________________________________________________________


Rasulullah bersabda: "Orang mati itu di dalam kuburnya seperti orang lemas yang meminta-minta pertolongan. Dia menunggu doa berhubungan dengannya daripada saudaranya atau sahabatnya, maka mendapat doa tersebut adalah lebih baik baginya dari dunia seisinya."

Dalil tentang sampainya pahala kepada sang mayit : Rasulullah bersabda : “Siapa yang melalui perkuburan lalu membaca Suratul Ikhlash 11 kali, kemudian dihadiahkan pahalanya kepada orang-orang mati, dikurniakan pahala baginya sebanyak bilangan orang-orang mati tersebut.”

banyak orang yang mengatakan bahwa tahlilan itu bid'ah. Dan memang setiap bid'ah itu sesat, dan jika sesat pasti akan masuk neraka. Anda pun sekarang sedang melakukan bid'ah dengan menggunakan komputer maupun HP. Untuk lebih mengetahui tentang apa itu bid'ah, silakan anda baca di artikel lain kami.

Islam itu fleksibel, karena kejadian yang tidak terjadi di zaman Rasulullah bisa saja terjadi di zaman para sahabat. Demikian pula, kejadian yang tidak terjadi di zaman sahabat, bisa terjadi di zaman tabi’in yaitu orang-orang yang hidup pada generasi setelah para sahabat Nabi (saw), dan begitupun seterusnya.

Nah, mengenai perbedaan pendapat tentang masalah ini tidak lantas menjadi alasan untuk berpecah belah. Mujtaba salah seorang Hafiz Qur'an muda dari Iran mengakui bahwa menyatukan beberapa pendapat menjadi satu itu memang sulit. Dan pesan saya, lakukanlah apa yang hati anda katakan dan yakini, dan jangan lakukan apa yang hati anda tidak yakini.

Wassalamu'alaikum

Nomor Darurat Para Muslim-Muslimah

Assalamu'alaykum

Silakan Anda hubungi nomor dibawah ini saat anda sedang dalam keadaan darurat. Seperti saat anda sedang

"Anda sedih................................................. Qur'an 02:25
"Anda Berdosa..............................................Qur'an 39:53
"Anda mencari teman....................................Qur'an 02:257
"Anda mencari kedamaian..............................Qur'an 05:16
"Anda tertekan...............................................Qur'an 13:28
"Anda mencari cinta dan ketenangan...............Qur'an 30:21
"Anda merindukan teman/sahabat...................Qur'an 50:16
"Anda merasa tidak dihargai............................Qur'an 76:22
"Anda merasa seperti pecundang.....................Qur'an 12:87
"Anda membutuhkan jaminan ganda................Qur'an 15:43
"Anda butuh pembebasan dari ketakutan..........Qur'an 03:135
"Anda bosan dari kesusahan/kesulitan...............Qur'an 94:05
"Ada orang sombong (menantang) anda............Qur'an 25:63

Telfon bebas pulsa bahkan dapat pahala (InsyaAllah)
ini adalah angka langsung yang tidak melalui perantara:
Pastikan bahwa tidak ada penyedia layanan telfon

Demikian, semoga bermanfaat

 Wassalamu'alaykum

Berwudhu Setelah Mandi

Assalamu'alaykum

Sering kali kita berwudhu setelah mandi dan masih dalam keadaan membuka aurat. Banyak pertanyaan mengenai hal ini di masyarakat, apakah boleh ? Sah kah wudhu nya ?
Jawaban dari pertanyaan itu akan kami sampaikan disini.

Rasulullah S.A.W bersabda :

احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلاّ مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مما مَلَكَتْ يَمينُكَ
  “Jaga auratmu, kecuali untuk istrimu atau budakmu.”

Lalu ada sebuah pertanyaan :"Bagaimana jika seorang laki-laki bersama laki-laki lain"

Rasul menjawab:

إن اسْتَطَعْتَ أَنْ لاَ يَرَاهَا أَحَدٌ فَافْعَلْ 
“Jika engkau mampu agar auratmu tidak dilihat orang lain, lakukanlah!”

Intinya, jika kita berwudhu dalam keadaan setelah mandi dan masih membuka aurat hukumnya boleh dan wudhunya juga sah. Hal ini sama yang di fatwakan oleh Komite Fatwa Arab Saudi Ketika ditanya masalah wudhu dalam kondisi telanjang atau hanya memakai celana pendek, tim fatwa menjawab:

Wudhunya sah, karena membuka aurat maupun hanya memakai celana pendek, tidaklah menghalangi sahnya wudhu.

Jadi, pertanyaan di benak anda selama ini sudah terjawab kan ?

Wallahu a'lam bisshawab

Wassalamu'alaykum

Indonesia Butuh Pemuda Dakwah

Assalamu'alaykum

Memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini (28/10) saya ingin sedikit berbagi tentang kebutuhan Indonesia akan pemuda dakwah.

Bagi sebagian pemuda, dakwah merupakan hal yang sangat berat. Mereka menganggap dakwah itu tugas para kyai, habaib, ulama, dan para bapak-bapak berbaju taqwa dan berjenggot panjang. Saya tekankan, hal tersebut SALAH BESAR. Karena kita sebagai kaum muda juga harus turut berperan dalam berdakwah. Untuk permulaan, tak perlu lah kita menggunakan pakaian panjang serba putih dan kopiah. Kita bisa memulai dakwah di lingkungan sekitar, sekolah, tempat nongkrong (dengan asumsi tempat nongkrong yang positif). Kita bisa menyampaikan beberapa hadist atau ayat suci Al-Qur'an kepada tetangga kita, teman kita, dan orang-orang disekitar kita disaat kita sedang ngobrol bersama mereka. Rasulullah juga pernah mengajarkan kepada kita, bahwa kita harus menyampaikan risalah agama Islam walaupun hanya satu ayat. Kita bisa menyelipkan dakwah kita diantara perbincangan dengan teman maupun orang-orang sekitar.

Jika kita lihat, banyak para pemuda yang mulai melenceng dari agama Islam. Mereka memakai narkoba, minum, dan lebih-lebih berzina. Naudzubillahi min dzalik. Jika pemuda Indonesia seperti ini, bagaimana masa depan Indonesia. Ada pepatah mengatakan, The Young today is the leader tomorow. Pepatah tersebut sangat benar, dan jika pemuda di jaman sekarang aja sudah tidak karuan. Mau jadi apa Indonesia di masa mendatang.

Untuk itu, kita harus melakukan aksi untuk Indonesia. Untuk merubah generasi muda yang negatif menjadi generasi muda yang Qur'ani, berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As-Sunah. Generasi muda pendakwah, Generasi muda yang cinta tanah air, generasi muda yang hormat kepada orang tua. Agar di masa mendatang masa depan bangsa Indonesia tidak bubrah.

Ayo ! mulai sekarang kita harus mengajak generasi muda untuk aktiv dalam kegiatan positif. Daripada mereka hanya tawuran, maksiat, dan lain sebagainya. Untuk menumbuhkan rasa CINTA TANAH AIR, TASAMUH (toleransi), dan TAAT KEPADA PERATURAN. Saya yakin, jika kita berani bertindak, Insyaa Allah masa depan Indonesia tidak akan terjerumus ke dalam lubang kemiskinan, tapi jika sedari sekarang  kita hanya berfoya-foya, saya yakin, masa depan Indonesia akan lebih buruk daripada masa-masa sekarang.
#PemudaDakwah

Wassalamu'alaykum..

Hukum Pacaran di Mata Islam

Asslamu'alaykum

Pemuda di jaman sekarang sangat identik dengan pacaran, kata mereka kalau gak punya pacar itu gak gaul. Mereka dengan bangga nya jalan bareng ke mal atau ke tempat-tempat umum lain dengan gandengan tangan bahkan sampai pelukan dan ciuman. Tapi, sebenarnya dalam Islam tidak ada anjuran untuk pacaran sampai gandengan, pelukan, dan ciuman dengan lawan jenis yang belum mahram.

Jika sudah mulai tumbuh benih-benih cinta kepada lawan jenis, maka bersegeralah untuk menikah. Karena itu akan menjaga kesucian dan kehormatan kalian. Tapi, apabila kalian belum mampu, maka hendaklah kalian mencintainya dalam diam, cukup Allah dan kita saja yang mengetahui perasaan itu, cintailah dia dari kejauhan, agar terjaga kesucian dan kehormatan. Tapi, jika kalian merasa butuh waktu pendekatan sebelum menikah, maka ber khitbah lah. Khitbah dalam masyarakat sering juga disebut sebagai tunangan, untuk mengenal lebih jauh tentang pasangan dan merencanakan untuk menikah. Khitbah itulah yang diperbolehkan dalam Islam

Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak dimaksudkan untuk menikahinya saat itu atau dalam waktu dekat, apakah hukumnya haram? Tentu tidak, karena rasa cinta adalah fitrah yang diberikan allah, sebagaimana dalam firman-Nya berikut: 
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakanuntukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21)

Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia baik pada laki- laki maupun perempuan. Dengan adanya rasa cinta, manusia bisa hidup berpasang-pasangan. Adanya pernikahan tentu harus didahului rasa cinta. Seandainya tidak ada cinta, pasti tidak ada orang yang mau membangun rumah tangga. Seperti halnya hewan, mereka memiliki instink seksualitas tetapi tidak memiliki rasa cinta, sehingga setiap kali bisa berganti pasangan. Hewan tidak membangun rumah tangga. Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang secara eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya memberikan batasan-batasan antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Batasan-batasan dalam Islam :

1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina: sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32) Maksud ayat ini, janganlah kamu melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.

2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya Rasulullah SAW bersabda, "Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). "

3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya
Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan.
Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan
yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad)

4. Harus menjaga mata atau pandangan
Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman, "Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka.....Dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka..." (QS. An-Nur: 30-31)

Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi lawan jenis penuh dengan gelora nafsu.

5. Menutup aurat
Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya semerbak, memakai "make up" dan sebagainya setiap langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk surga)
Selagi batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh. Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandangan, berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. Kalau mungkin silakan berpacaran, tetapi kalau tidak mungkin maka jangan sekali-kali berpacaran karena azab yang pedih siap menanti Anda.

Wassalamu'alaykum..

Biografi Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i

Sayyid Muhammd Husein Tabatabai. Seorang hafiz Quran cilik yang berasal dari kota Qom di Iran. Lelaki yang kini sudah berusia dewasa ini juga telah memperoleh gelar Doktor Honoris Causa di usianya yang ke tujuh tahun, selain itu dia juga sudah menjadi seorang mubaligh cilik yang selalu berbicara dan menjawab pertanyaan hadirin dengan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Pada Bulan February 1998, di Kerajaan Inggris tepatnya di Hijaz College Islamic University Husein yang yang waktu itu baru berusia 7 tahun menjalani ujian doktoral. Ujian yang harus dilaluinya terdiri dari 5 bidang :
  • Menghafal Al-Quran dan menerjemahkan dalam bahasa ibu (persia)
  • Menerangkan topik ayal Al-Quran
  • Menafsirkan dan menerangkan ayat Al-Quran dengan ayat lainya dalam Al-Quran
  • Bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran
  • Menerangkan makna Al-Quran dengan metode isyarat tangan
Setelah menjalani ujian selama 210 menit, akhirnya tim penguji memberi nilai 93. Dimana nilai ini mengukuhkanya sebagai Doktor Honoris Causa.
Standard Penilaian :
  • 60 – 70 Sertifikat diploma
  • 70 – 80 Sarjana Kehormatan
  • 80 – 90 Magister Kehormatan
  • 90 ketas Doktoe Kehormatan (honoris cause)
Pada tanggal 19 Februari 1998 Husein menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang Science of The Retention of The Holy Quran.
Buku ini juga disertai VCD yang isinya forum-forum baik di dalam negeri (Iran) maupun di luar negeri yang menceritakan bagaimana bocah cilik ini menunjukkan kehebatanya dalam menghafal dan memahami Al-Quran.
Buku ini juga bercerita tentang masa kecil Husein, dimana kedua orang tuanya juga seorang penghafal Al-Quran. Pada Usia 2 tahun 4 bulan Husein sudah menghafal juz 30 (Juz ‘Amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Quran.
Berikut adalah beberapa dialog dalam buku itu yang menunjukkan kepiawaian bocah ini dalam memahami Al-Quran dan menggunakan ayat-ayat Al-Quran dalam percakapan sehari-hari, dialog ini dilakukan sepulang husein mendapat gelar Doktor dari Inggris :
Tanya (T) : Bagaimana ujian yang kamu lalui di Inggris ?
Beberapa hari yang lalu saya jalan-jalan ke Gramedia dan menemukan Buku Best Seller yang yang berjudul Doktor Cilik Hafal dan Paham Al-Quran. Buku ini menceritakan seorang anak kecil yang baru berusia 7 tahun tetapi sudah hafal dan paham Al-Quran. Anak kecil ini bahkan bisa memahami Al-Quran walaupun bahasa ibunya bukan bahasa Arab, anak ini bernama Sayyid Mohammad Hussein Tabātabā’i. Pada Bulan February 1998, di Kerajaan Inggris tepatnya di Hijaz College Islamic University Husein yang yang waktu itu baru berusia 7 tahun menjalani ujian doktoral. Ujian yang harus dilaluinya terdiri dari 5 bidang :
  • Menghafal Al-Quran dan menerjemahkan dalam bahasa ibu (persia)
  • Menerangkan topik ayal Al-Quran
  • Menafsirkan dan menerangkan ayat Al-Quran dengan ayat lainya dalam Al-Quran
  • Bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran
  • Menerangkan makna Al-Quran dengan metode isyarat tangan
Setelah menjalani ujian selama 210 menit, akhirnya tim penguji memberi nilai 93. Dimana nilai ini mengukuhkanya sebagai Doktor Honoris Causa.
Standard Penilaian :
  • 60 – 70 Sertifikat diploma
  • 70 – 80 Sarjana Kehormatan
  • 80 – 90 Magister Kehormatan
  • 90 ketas Doktoe Kehormatan (honoris cause)
Pada tanggal 19 Februari 1998 Husein menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang Science of The Retention of The Holy Quran.
Buku ini juga disertai VCD yang isinya forum-forum baik di dalam negeri (Iran) maupun di luar negeri yang menceritakan bagaimana bocah cilik ini menunjukkan kehebatanya dalam menghafal dan memahami Al-Quran.
Buku ini juga bercerita tentang masa kecil Husein, dimana kedua orang tuanya juga seorang penghafal Al-Quran. Pada Usia 2 tahun 4 bulan Husein sudah menghafal juz 30 (Juz ‘Amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Quran.
Berikut adalah beberapa dialog dalam buku itu yang menunjukkan kepiawaian bocah ini dalam memahami Al-Quran dan menggunakan ayat-ayat Al-Quran dalam percakapan sehari-hari, dialog ini dilakukan sepulang husein mendapat gelar Doktor dari Inggris :
Penanya Bagaimana ujian yang kamu lalui di Inggris ?
Husein ” Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94:6 )
Penanya Apa Tanggapan orang2x di sana ( Inggris ) dalam acara2x Qurani-mu?
Husein ” Mereka Tertawa ” (QS 83:34) [ Maksud Husein org2x di Inggris tuh merasa senang/bahagia ]
Penanya Jika kamu ditanya orang, ‘ buat apa engkau ke inggris ‘ ? apa jawabanmu ?
Husein ” Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu ” ( QS 5:67 )
[ yang dimaksud Husein adalah dia ke Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat al-Quran ].
Penanya Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin mendapat gelar doctor ?
Husein ” Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka ” ( QS 3:170 ).
[ maksudnya, semua itu adalah karunia Allah ]
Penanya Bagaimana Ilmu itu diajarkan ?
Husein ” Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh ( berjihad ) untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. ” (QS 29:69)
[maksud Husein, bila manusia berusaha mencari dengan bersungguh2x, maka Allah akan membuka jalan ilmu baginya. ]
Penanya  Kapan engkau akan menikah ?
Husein ( sambil tersenyum ) ” Dan apabila anak-anak telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin. ” ( QS 24:59)
[ maksud Husein akan menikah jika umurnya sudah baligh ]
Dan masih banyak lagi dialog2x yang dijawab oleh Husein menggunakan ayat2x Al Qur’an,diantaranya:
Penanya Apa kabarmu..?
Husein ” Dan penutup doa mereka ialah Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin ” ( QS 10:10).[ Maksud Husein, kabarnya baik2x saja, dan untuk itu, segala puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam. ]
Penanya Di manakah Tuhan ?
Husein ” Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. ” ( QS 2 : 115 )
Penanya Ayat mana dalam Al-Quran yag paling engkau sukai ?
Husein ” Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya deritaanmu, sangat menginginkan ( Keimanan dan Keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. ” (QS 9:128)
Berikut ini endorsment di cover belakang buku:
“Keteladanan menjadi kunci utama dalam proses pendidikan, tanpa keteladanan pendidikan hanya akan menjadi transfer of knowledge tapi tidak transfer of value. Kisah dalam buku ini sangat baik untuk dijadikan ibrah (pelajaran) dalam hidup dan kehidupan kita.” ~ Dr Arief Rachman, MPd – Pakar Pendidikan
“Saya telah menggeluti Al-Quran selama lebih dari 20 tahun, namun kini kembali menjadi murid yang harus menulis catatan di buku pelajaran. Apa pun yang ia (Husein) katakan, saya catat. Saya dengan bangga menyatakan diri sebagai murid dari guru yang masih berusia 5 tahun ini!” ~ Ayatullah Mohsen Qiraati, Mufassir Kontemporer Iran.
“Sayyid Husein memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dan para peneliti seharusnya melakukan penelitian mengenai bagaimana metode Husein dalam menghafal dan memahami Al-Quran.” ~ Ayatullah Hashemi Rafsanjani
” Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94:6 )
Penanya Apa Tanggapan orang2x di sana ( Inggris ) dalam acara2x Qurani-mu?
Husein ” Mereka Tertawa ” (QS 83:34) [ Maksud Husein org2x di Inggris tuh merasa senang/bahagia ]
Penanya Jika kamu ditanya orang, ‘ buat apa engkau ke inggris ‘ ? apa jawabanmu ?
Husein ” Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu ” ( QS 5:67 )
[ yang dimaksud Husein adalah dia ke Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat al-Quran ].
Penanya Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin mendapat gelar doctor ?
Husein ” Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka ” ( QS 3:170 ).
[ maksudnya, semua itu adalah karunia Allah ]
Penanya Bagaimana Ilmu itu diajarkan ?
Husein ” Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh ( berjihad ) untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. ” (QS 29:69)
[maksud Husein, bila manusia berusaha mencari dengan bersungguh2x, maka Allah akan membuka jalan ilmu baginya. ]
Penanya Kapan engkau akan menikah ?
Husein ( sambil tersenyum ) ” Dan apabila anak-anak telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin. ” ( QS 24:59)
[ maksud Husein akan menikah jika umurnya sudah baligh ]
Dan masih banyak lagi dialog2x yang dijawab oleh Husein menggunakan ayat2x Al Qur’an,diantaranya:
Penanya Apa kabarmu..?
Husein ” Dan penutup doa mereka ialah Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin ” ( QS 10:10).[ Maksud Husein, kabarnya baik2x saja, dan untuk itu, segala puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam. ]
Penanya Di manakah Tuhan ?
Husein ” Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. ” ( QS 2 : 115 )
Penanya Ayat mana dalam Al-Quran yag paling engkau sukai ?
Husein ” Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya deritaanmu, sangat menginginkan ( Keimanan dan Keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. ” (QS 9:128)
Berikut ini endorsment di cover belakang buku:
“Keteladanan menjadi kunci utama dalam proses pendidikan, tanpa keteladanan pendidikan hanya akan menjadi transfer of knowledge tapi tidak transfer of value. Kisah dalam buku ini sangat baik untuk dijadikan ibrah (pelajaran) dalam hidup dan kehidupan kita.” ~ Dr Arief Rachman, MPd – Pakar Pendidikan
“Saya telah menggeluti Al-Quran selama lebih dari 20 tahun, namun kini kembali menjadi murid yang harus menulis catatan di buku pelajaran. Apa pun yang ia (Husein) katakan, saya catat. Saya dengan bangga menyatakan diri sebagai murid dari guru yang masih berusia 5 tahun ini!” ~ Ayatullah Mohsen Qiraati, Mufassir Kontemporer Iran.
“Sayyid Husein memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dan para peneliti seharusnya melakukan penelitian mengenai bagaimana metode Husein dalam menghafal dan memahami Al-Quran.” ~ Ayatullah Hashemi Rafsanjani

Hukum Sholat Jum'at saat Hari Ied

Apabila hari raya Idul Fithri atau Idul Adha bertepatan dengan hari Jum’at, apakah shalat Jum’at menjadi gugur karena telah melaksanakan shalat ‘ied? Untuk masalah ini para ulama memiliki dua pendapat.

Pendapat Pertama: Orang yang melaksanakan shalat ‘ied tetap wajib melaksanakan shalat Jum’at.
Inilah pendapat kebanyakan pakar fikih. Akan tetapi ulama Syafi’iyah menggugurkan kewajiban ini bagi orang yang nomaden (al bawadiy). Dalil dari pendapat ini adalah:
Pertama: Keumuman firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al Jumu’ah: 9)
Kedua: Dalil yang menunjukkan wajibnya shalat Jum’at. Di antara sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ تَرَكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ
“Barangsiapa meninggalkan tiga shalat Jum’at, maka Allah akan mengunci pintu hatinya.”  Ancaman keras seperti ini menunjukkan bahwa shalat Jum’at itu wajib.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِى جَمَاعَةٍ إِلاَّ أَرْبَعَةً عَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَوِ امْرَأَةٌ أَوْ صَبِىٌّ أَوْ مَرِيضٌ
Shalat Jum’at merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim dengan berjama’ah kecuali empat golongan: [1] budak, [2] wanita, [3] anak kecil, dan [4] orang yang sakit. 
Ketiga: Karena shalat Jum’at dan shalat ‘ied adalah dua shalat yang sama-sama wajib (sebagian ulama berpendapat bahwa shalat ‘ied itu wajib), maka shalat Jum’at dan shalat ‘ied tidak bisa menggugurkan satu dan lainnya sebagaimana shalat Zhuhur dan shalat ‘Ied.
Keempat: Keringanan meninggalkan shalat Jum’at bagi yang telah melaksanakan shalat ‘ied adalah khusus untuk ahlul bawadiy (orang yang nomaden seperti suku Badui). Dalilnya adalah,
قَالَ أَبُو عُبَيْدٍ ثُمَّ شَهِدْتُ مَعَ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ فَكَانَ ذَلِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، فَصَلَّى قَبْلَ الْخُطْبَةِ ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ هَذَا يَوْمٌ قَدِ اجْتَمَعَ لَكُمْ فِيهِ عِيدَانِ ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْتَظِرَ الْجُمُعَةَ مِنْ أَهْلِ الْعَوَالِى فَلْيَنْتَظِرْ ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَرْجِعَ فَقَدْ أَذِنْتُ لَهُ
“Abu ‘Ubaid berkata bahwa beliau pernah bersama ‘Utsman bin ‘Affan dan hari tersebut adalah hari Jum’at. Kemudian beliau shalat ‘ied sebelum khutbah. Lalu beliau berkhutbah dan berkata, “Wahai sekalian manusia. Sesungguhnya ini adalah hari di mana terkumpul dua hari raya (dua hari ‘ied). Siapa saja dari yang nomaden (tidak menetap) ingin menunggu shalat Jum’at, maka silakan. Namun siapa saja yang ingin pulang, maka silakan dan telah kuizinkan.” 

Pendapat Kedua: Bagi orang yang telah menghadiri shalat 'Ied boleh tidak menghadiri shalat Jum'at. Namun imam masjid dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat Jum’at agar orang-orang yang punya keinginan menunaikan shalat Jum’at bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat ‘ied bisa turut hadir.
Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini terdapat riwayat dari ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Az Zubair. Dalil dari pendapat ini adalah:
Pertama: Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom,
أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِى يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِى الْجُمُعَةِ فَقَالَ « مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيُصَلِّ ».
“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan dua ‘ied (hari Idul Fithri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan.”
Asy Syaukani dalam As Sailul Jaror (1/304)  mengatakan bahwa hadits ini memiliki syahid (riwayat penguat). An Nawawi dalamAl Majmu’ (4/492) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). ‘Abdul Haq Asy Syubaili dalam Al Ahkam Ash Shugro (321) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. ‘Ali Al Madini dalam Al Istidzkar (2/373) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). Syaikh Al Albani dalam Al Ajwibah An Nafi’ah (49) mengatakan bahwa hadits ini shahih. Intinya, hadits ini bisa digunakan sebagai hujjah atau dalil.
Kedua: Dari ‘Atho’, ia berkata, “Ibnu Az Zubair ketika hari ‘ied yang jatuh pada hari Jum’at pernah shalat ‘ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jum’at Ibnu Az Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu ‘Abbas berada di Thoif. Ketika Ibnu ‘Abbas tiba, kami pun menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu ‘Abbas. Ibnu ‘Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan sunnah (ajaran Nabi) [ashobas sunnah].” Jika sahabat mengatakanashobas sunnah(menjalankan sunnah), itu berarti statusnya marfu’ yaitu menjadi perkataan Nabi.
Diceritakan pula bahwa ‘Umar bin Al Khottob melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Ibnu Az Zubair. Begitu pula Ibnu ‘Umar tidak menyalahkan perbuatan Ibnu Az Zubair. Begitu pula ‘Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan bahwa siapa yang telah menunaikan shalat ‘ied maka ia boleh tidak menunaikan shalat Jum’at. Dan tidak diketahui ada pendapat sahabat lain yang menyelisihi pendapat mereka-mereka ini. [8]
Kesimpulan:
  • Boleh bagi orang yang telah mengerjakan shalat ‘ied untuk tidak menghadiri shalat Jum'at sebagaimana berbagai riwayat pendukung dari para sahabat dan tidak diketahui ada sahabat lain yang menyelisihi pendapat ini.
  • Pendapat kedua yang menyatakan boleh bagi orang yang telah mengerjakan shalat 'ied tidak menghadiri shalat Jum'at, ini bisa dihukumi marfu’ (perkataan Nabi) karena dikatakan “ashobas sunnah (ia telah mengikuti ajaran Nabi)”. Perkataan semacam ini dihukumi marfu’ (sama dengan perkataan Nabi), sehingga pendapat kedua dinilai lebih tepat.
  • Mengatakan bahwa riwayat yang menjelaskan pemberian keringanan tidak shalat jum’at adalah khusus untuk orang yangnomaden seperti orang badui (yang tidak dihukumi wajib shalat Jum’at), maka ini adalah terlalu memaksa-maksakan dalil. Lantas apa faedahnya ‘Utsman mengatakan, “Namun siapa saja yang ingin pulang, maka silakan dan telah kuizinkan”? Begitu pula Ibnu Az Zubair bukanlah orang yang nomaden, namun ia mengambil keringanan tidak shalat Jum’at, termasuk pula ‘Umar bin Khottob yang melakukan hal yang sama.
  • Dianjurkan bagi imam masjid agar tetap mendirikan shalat Jum’at supaya orang yang ingin menghadiri shalat Jum’at atau yang tidak shalat ‘ied bisa menghadirinya. Dalil dari hal ini adalah anjuran untuk membaca surat Al A’laa dan Al Ghosiyah jika hari ‘ied bertemu dengan hari Jum’at pada shalat ‘ied dan shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam dua ‘ied dan dalam shalat Jum’at “sabbihisma robbikal a’la” dan “hal ataka haditsul ghosiyah”.” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.
Hadits ini juga menunjukkan dianjurkannya membaca surat Al A’laa dan Al Ghosiyah ketika hari ‘ied bertetapan dengan hari Jum’at dan dibaca di masing-masing shalat (shalat ‘ied dan shalat Jum’at).
  • Siapa saja yang tidak menghadiri shalat Jum’at dan telah menghadiri shalat ‘ied, maka wajib baginya untuk mengerjakan shalat Zhuhur sebagaimana dijelaskan pada hadits yang sifatnya umum. Hadits tersebut menjelaskan bahwa bagi yang tidak menghadiri shalat Jum’at, maka sebagai gantinya, ia menunaikan shalat Zhuhur (4 raka’at)
Semoga apa yang kami sajikan ini bermanfaat bagi kaum muslimin.  Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Fadhilah Puasa Arafah

Assalamu'alaykum
Ahlan wa sahlan.

Tidak terasa kita sekarang telah masuk di bulan Dzulhijjah dan sebentar lagi hari raya Idul Adha akan tiba. Sebelum Idul Adha tiba, marilah kita membersihkan diri dengan berpuasa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah, atau untuk tahun 2012 ini akan jatuh pada tanggal 25 Oktober 2012 Masehi.

Puasa Arafah ini di sunnah kan bagi ummat Islam yang tidak sedang melakukan ibadah haji di tanah suci dan tujuannya adalah untuk menghormati para jemaah haji yang sedang berwukuf di padang Arafah. Fadhilah atau manfaatnya antara lain adalah menghapuskan dosa kecil setahun sebelum dan setahun sesudahnya selain itu, kita juga dapat di jauhkan Allah dari api neraka selama 70 tahun.
Rasulullah S.A.W bersabda “Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR Muslim). Tapi kita juga tidak boleh berfikir kalau dosa kita akan dihapus dengan puasa Arafah, lantas kita bebas untukk berbuat dosa.

Sabda Nabi yang lain adalah “Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan dosa setahunakan datang. Puasa asyuro (10 Muharam) akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim). 
Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)”.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Untuk itu marilah kita berpuasa dan marilah kita berbuka puasa dengan mengucap Dzahabaz zhama-u wabtallatil uruuqu watsabatal ajru insya Allah  yang artinya : Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat dan telah tetap pahala Insyaa Allah

Semoga dengan kita bepuasa Arafah esok hari, Allah mengampuni dosa-dosa kecil kita dan menjauhkan kita dari api neraka, dan semoga para jemaah haji yang sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci mendapatkan haji yang mabrur untuk selama-lamanya. Bagi sahabat yang belum menunaikan haji, marilah kita berdoa : Allahummarzuqna ziyarotal makkata wal madinata ma'as salamah. Aamiin Yaa Robbal Alamiin.

Wassalamu'alaykum

Apa Itu Idul Adha ?

Idul Adha (sebutan untuk hari Raya Haji di Republik Indonesia) adalah sebuah Hari Raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim yang bersedia untuk mengorbankan puntranya Ismail A.S. untuk Allah SWT, dan ketika Beliau hendak menyembelih, maka dengan izin Allah, posisi Ismail yang sudah terbaring digantikan dengan seekor domba yang gemuk bernama Gibas.

Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari untuk melakukan Sholat Ied bersama-sama di tanah lapang. Seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah sholat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya. Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari tasyrik diharamkan untuk berpuasa bagi umat Muslim.

Pusat perayaan Idul Adha adalah sebuah desa kecil di Arab Saudi yang bernama Mina, di dekat Makkah Al-Mukarromah. Disini ada tiga tiang batu yang melambangkan iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang menunaikan Ibadah Haji.

Hari Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim. Bahwa bila umat Islam meyakini, bahwa pilar dan inti dari ibadah Haji adalah wukuf di Arafah. Sementara hari Arafah itu sendiri adalah hari ketika para jemaah haji di tanah suci sedang melakukan wukuf di Arafah. Sebagaimana sabda Nabi S.A.W : Dalam hadist yang dituturkan oleh Husain bib Al-Harits al-jadali berkata, bahwa amir Makkah pernah menyampaikan khutbah, kemudian berkata : Rasulullah S.A.W telah berpesan kepada kami agar kami menunaikan ibadah haji berdasarkan ru'yat (hilal Dzulhijjah). Jika kami tidak bisa menyaksikanya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian mereka. (HR Abu Dawud, Al-Baihaqi dan Ad-Daruquthni. Ad-Daruquthni berkomnetar, "Hadis ini isnadnya bersambung, dan shahih)

Hadis ini menjelaskan : Pertama, bahwa pelaksanaan ibadah haji harus didasarkan kepada hasil ru'yat hilal 1 Dzulhijjah, sehingga kapan wukuf dan Idul Adhanya bisa ditetapkan. Kedua, pesan Nabi kepada amir Makkah, sebagai penguasa wilayah, tempat perhelatan haji dilaksanakan, untuk melakukan ru'yat, jika tidak berhasil, maka ru'yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya kepada amin Makkah.

Nah, menyongsong Idul Adha kali ini, apa yang sahabat sudah persiapkan ? bagi yang hendak ber kurban semoga kurbannya diterima Allah dan dapat kita tunggangi untuk menuju surga nantinya. Aamiin

Beo dan Kiyai Pelafadz Laa Ilaaha Ilallah

"Suatu sore seperti biasanya Kiyai dan beo itu berjalan keliling pesantren sambil menzikirkan Laa Ilaaha Illallaah. Kiyai mengucapkannya dengan sepenuh khusyuk dalam hati. Sementara si beo mengucapkannya dengan suara keras. Namun tiba-tiba, seekor kucing melompat dari arah pohon jambu. Dengan sekali terkam kepala dan leher burung beo itu sudah terkulai diterkam taringnya . Si beo yang tadinya sedang berulang-ulang mengucapkan Laa Illaha Illallaah, tiba-tiba menjerit kuat dan mengeluarkan suara aslinya dengan penuh ketakutan.

"Keook..keook..keook...!"

Bagai tidak mempedulikan apapun kata si beo, kucing besar itu terus lari dengan leher beo tergigit ketat pada mulutnya. Hanya ketakutan si beo yang semakin jauh kian lirih terdengar, "Keook..keook..keook...!"

Melihat kejadian itu Kiyai terpegun dan pucat. Tiba-tiba tubuhnya rubuh dan pingsan. Para santri segera mengusung Kiyai kembali ke rumahnya. Setelah diberikan kolonye wangi Kiyai pun sadar dari pingsannya. Namun beliau malah menangis dengan tangisan yang sungguh menyayat hati.

"Janganlah terlalu sedih Kiyai. Nanti kita carikan burung beo yang lain. Insya Allah di pasar ada banyak burung beo yang jauh lebih baik. Nanti biar kami yang mengajarkannya mengucapkan "Laa Illaaha Illallaah, atau Subhanallah, atau Allahu Akbar", hibur para santrinya.

Sang Kiyai masih terus menangis bahkan dengan rintihan yang lebih menyayat. Setelah berhasil menguasai perasaannya, iapun berkata kepada para santrinya.

"Jika kalian menyangka bahwa aku bersedih karena kehilangan seekor burung beo, maka kalian sungguh keliru! Justru aku sedih karena menyaksikan betapa beo yang fasih dan tidak putus-putusnya mengucapkan Laa Illaaha Illallaah hanya bisa terkeok-keok ketika kucing menerkam lehernya. Aku khawatir kita ini setiap hari melatih diri dengan mengucapkan kalimat tersebut sebanyak-banyaknya. Namun ketika malaikat maut kelak "menerkam" kita, akankah kita masih bisa mengucapkan Laa Illaaha Illallaah, atau malah terkeok-keok seperti beo itu.

Mendengar ucapak Kiyai kini malah seluruh santri yang mengangis. Mereka semua ketakutan jika tidak dapat mengucapkan Laa Illaaha Illallaah ketika maut menjemput. Padahal kalimat itu sajalah yang akan menjamin keselamatan seseorang dari azab kubur dan dari api neraka, untuk kemudian masuk ke dalam syurga.

Ikhwah fillah....sudah sejauh manakah tertanam Laa Ilaaha Illallaah dalam hati kita? Sudah merasa cukupkah kita dengan membacanya seratus kali sehabis shalat Maghrib dan Subuh dengan cepat dan tergesa-gesa bagai motor yang sedang balapan. Hanya tiga pertamanya saja yang kita ucapkan dengan betul dan perlahan. Setelah itu pada ucapan ke empat dan seterusnya kita membacanya dengan ngebut tanpa mempedulikan lagi kefasihannya, makhrajnya apa lagi makna dan hikmahnya.

Ayat 1000 Dinar, Ayat Kunci dari Permasalahan

Ayat 1000 dinar merupakan sebagian dari ayat kedua dan sebagian dari ayat ketiga Surah At-Talaq. Banyak orang menganjurkan supaya mengamalkan ayat ini untuk memperoleh kejayaan atau keuntungan.

Tak sedikit pula para pedagang mempergunakan ayat 1000 dinar ini sebagian usaha mereka, dengan harapan agar usahanya bertambah maju. Dan secara praktiknya penghafalan ayat ini untuk dibaca di waktu yang sesuai, misalnya seperti selepas shalat wajib maupun sunnahnya. Namun memang kita tidak boleh menjadikannya tindakan yang kurang tepat. maksudnya ayat 1000 dinar ini jangan diagung-agungkan, karena yang paling agung dari segala-galanya yang ada hanya Sang Maha Pencipta, yakni Allah SWT.


Bahkan sampai ada ulama yang menyatakan jika pengamalannya terlalu berlebihan dan terlalu mengagungkan ayat itu bisa dianggap sesat dan tidak betul. Karena inti dari segalanya kembali pada pangkal segala ibadah yang kita lakukan harus taqwa dan tawakkal. Tentu pada Allah SWT semata.

Oleh itu, pendekatan yang betul untuk mengamalkan ayat 1000 dinar ini ialah dengan bertaqwa dan bertawakkal. Kenalah kita pelajari bab bertaqwa dan bertawakkal.

Berikut daftar hikmah yang bisa dipetik jika kita terapkan dengan tujuan takwa dan tawakal:

‎1. Memperoleh kemurahan rezeki yang tidak disangka-sangka.‎

‎2. Mendapat jalan keluar dari segala masalah dan kesulitan.‎

‎3. Mendapat perlindungan dari segala musibah dan bala bencana seperti peperangan, ‎kezaliman dan bencana alam.‎

‎4. Jika berperang Insya’Allah tidak akan cedera atau binasa kecuali telah sampai ajal.‎

‎5. Allah akan menunaikan segala hajat dan memberi kemudahan dalam setiap urusan.

Insya Allah apa yang terdaftar dari hikmah di atas bisa tercipta. Asalkan kita tidak salah kaprah dalam menanggapinya.

PROMO : Hosting Gratis

Assalamu'alaykum Wr. Wb

Kami memberikan PROMO berupa Hosting gratis di IHOSTSTORE bagi para 10 pendaftar pertama.
Segera order sebelum kehabisan slot gratisan. Keunggulan dari promo ini, antara lain :





Disk space (MB)
Data transfer (MB)
Max email accounts
Max email accounts
Max Databases
Max daily unique visitors limit
MySQL Connection Hourly Limit
Mailbox Max Size
Max Sub Domains
Max Parked Domains
Max Addon domains
Max Cron Jobs






Segera order sebelum kehabisan. [Order]