Assalamu'alaykum
"Saya dari keturunan ningrat lho"
"Saya dari keturunan masyayikh lho"
Kalimat bernada pamer tersebut sering kali kita dengar. Banyak orang disekitar kita yang suka membangga-banggakan nasab atau keturunannya. Padahal dalam Islam hal tersebut sangat dilarang, karena akan menimbulkan sifat riya' dan sombong. Na'udzu billahi
"Hendaklah semua kaum berhenti membangga-banggakan moyang mereka yang telah mati, atau jika tidak, niscaya mereka akan menjadi lebih hina bagi Allah daripada bajing yang mengorek kotoran (tahi) dengan hidungnya."(Riwayat Tirmidzi)
"Ada empat perkara yang masih ada pada umatku yang termasuk perilaku Jahiliyah yang tidak akan mereka tinggalkan, yaitu membanggakan nenek moyang, mencela kerabat, meminta hujan dengan bintang dan meratapi kematian." (Riwayat Muslim)
ini adalah sebuah cercaan keras dari Rasulullah. Sebab yang menjadikan kita mulia atau tidak itu adalah dirikita sendiri, bukannya bapak atau kakek kita.
Disamping itu, kita juga harus menjaga nama baik keluarga dan nasab, jangan sampai orang yang bernasab dari seorang habib atau syekh malah menunjukan sifat yang tercela, sombong, angkuh, dan lain sebagainya.
Membangga-banggakan hanya dengan sekadar keturunan tidak boleh sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah n dan berbangga-bangga dengan keturunan itu termasuk perilaku jahiliyah. Sesungguhnya manusia menjadi mulia hanya karena amal perbuatannya, tidak akan berguna baginya kemulian bapak-bapak mereka terdahulu. Wallahu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar